Ka'bah 2014

Senin, 01 September 2014

MANAJEMEN CORPORATE DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM | program pasca sarjana STAIN Kudus


MANAJEMEN CORPORATE
DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM


Mata Kuliah : Manajemen Strategi & Mutu Pendidikan Islam
Dosen : Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag



 









  Oleh :
Hj. Sudarti                    MPI-13152
M. Zamroni             MPI-13153



 



    PROGRAM  PASCASARJANA
PRODI  MANAJEMEN  PENDIDIKAN  ISLAM
SEKOLAH  TINGGI  AGAMA  ISLAM  NEGERI  KUDUS
TAHUN  2014



MANAJEMEN CORPORATE
DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

A. PENDAHULUAN

Lembaga pendidikan adalah suatu lembaga yang bertujuan mengembangkan potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manuasia, baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat. Kegiatan untuk mengembangkan potensi itu harus dilakukan secara berencana, terarah dan sistematik guna mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan di atas diperlukan suatu manajemen organisasi lembaga pendidikan. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan dapat ditentukan berdasarkan suatu kriteria-kriteria tertentu diantaranya adanya manajemen yang baik.
Di era globalisasi, lembaga pendidikan terutama lembaga pendidikan Islam harus dapat mencetak “leader-leader” yang tangguh dan berkualitas. “Leader–leader” pada masa yang akan datang harus dapat mengubah pola pikir untuk menyelesaikan sesuatu dengan kekuatan manusia (manpower) menjadi pola pikir kekuatan otak (mindpower). Konsep pendidikan yang bernafaskan Islam juga harus dapat menghasilkan out put lembaga pendidikan yang dapat menciptakan “corporate culture”, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan norma–norma yang berlaku sesuai ajaran agama dan pada gilirannya tumbuh kreativitas dan inisiatif, sehingga munculah peluang baru (new opportunity).
Out put pendidikan dimasa datang juga diharapkan dapat memandang manusia bukan sebagai pekerja tetapi sebagai mitra kerja dengan keunggulan yang berbeda. Dengan demikian, seorang leader yang keluar dari persaingan global, harus dapat memandang manusia sebagai manusia, bukan pekerja.


B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan makalah ini, penulis memberi batasan pada tiga rumusan, yaitu :
1.      Pengertian Manajemen Corporate dalam Lembaga Pendidikan Islam
2.      Konsep Manajemen Corporate dalam lembaga pendidikan Islam
3.      Implementasi Manajemen Corporate Dalam LembagaPendidikan Islam

C. PEMBAHASAN
1.    Pengertian Manajemen Corporate dalam Lembaga Pendidikan Islam
a.    Manajemen Corporate

Secara etimologi “Manajemen” berasal dari kata kerja “to manage” yang berarti mengatur (Syukur, 2013:7). Ada juga yang berpendapat bahwa kata manajemen berasal dari to manage yang sinonim dengan to hand, to control dan to guide (mengurus, memeriksa dan memimpin). Untuk itu manajemen dapat diartikan pengurusan, pengendalian, memimpin atau membimbing (Effendy, 1986:9).
Sedangkan secara terminologi, ada beberapa devinisi tentang manajemen yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain :
1)   Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan, 1996:1)
2)   Management is distric proses consisiting of planning organizing actuating and controlling perfomed to determine an accomplish stated objectivis by the use of  human being  and other resaurse (GR Terry).
“Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan –tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yag telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya”. (Mulyono,2010:16)
3)   Management is getting things done through people. In bringingabout is coordinating of group activity, the manager plans, organize staffs, direct and controlling the activities other people. (Harold Koontz dan Cryl O’Donnel). “Managemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan manajer mengadakan koordinasi atas jumlah aktivitas orang lain yang meliuti perncanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan pengendalian”.
4)   Management is generalrefers to planning, organizing, controlling staffing, leading, motivasing, communicating and diseing making activities performed by any organizzions in order to coordinate the variable  resaurses of the anterprise so as to bring an efficient creation of  same product or servise (Andrew F. Sikula). “Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas –aktivitas perencanaan, pemgorganisasian, pengendalian, penempatan pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengorganisasikan berbagai sumber daya manusia dan sumberdaya lain yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan menghasilkan atau jasa secra efisien”.
5)   Manajemen sebagai seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkordinasian dan pengontrolan terhadap sumber daya manusia dan alam untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. (The Liang Gie).

Untuk memahami istilah menejemen, pendekatan yang digunakan disini adalah berdasarkan pengalaman manajer. Manajer sebagai suatu sistem yang setiap komponennya merupakan suatu proses sedangkan manajer dikaitkan dengan aspek organisasi (orang-struktur-tugas-teknologi) dan bagaimana mengaitkan aspek satu dengan aspek yang lainnya, serta bagaimana mengaturnya sehingga tercapai tujuan sistem. (Syukur, 2013:9)

Dengan demikian manajemen adalah :
o           Adanya suatu proses
o           Adanya tujuan yang hendak dicapai
o           Proses pelaksanaan pencapaian tujuan
o           Tujuan dicapai melalui  orang lain.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa manajemen dapat berjalan dengan baik apabila :
o           Mempunnyau tujuan yang ingin dicapai
o           Perpaduan antara ilmu dan seni
o           Proses yang sistematis , terkoordinasi koperatif dan terintegrasi
o           Dapat diterapkan jika ada dua atau lebih melakukan kerjasama dalam satu
   organisasi
o           Didasarkan pada pembagian tugas dan tanggung jawab
o           Terdiri dari beberapa fungsi
o           Merupakan alat untuk mencapai tujuan

Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan seorang manajer/pimpinan yaitu perencanaan (planning), pengorganisasaian (organizing), penataan staff (staffing), memimpin (leading), memberi motivasi (motivassing), memberikan pengarahan (actuating), memfasilitasi (facilitating), memberdayakan staf (empowering) dan pengawasan (controlling).
Corporate secara etimologi berasal dari kata to corporate artinya bekerjasama. Kata Corporate atau di-Indonesiakan menjadi Korporat adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu organisasi bisnis yang memiliki status sebagai badan hukum yang jelas. Sebagai badan hukum maka korporat adalah subyek hukum yang menyandang hak dan kewajiban hukum sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan mengenai Korporat. Di Indonesia, dikenal dengan UU NO 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dengan demikian istilah Korporat ini, dari segi hukum memiliki pengertian yang sedikit berbeda dengan istilah Company, atau Perusahaan. Istilah perusahaan memiliki pengertian yang lebih luas mencakup tidak saja badan usaha dengan status badan hukum (yaitu, Perseroan Terbatas dan Koperasi), tetapi juga badan usaha bukan badan hukum (misalnya, CV, Firma, dan bentuk-bentuk persekutuan usaha lainnya).
          Jadi, jika yang kita maksudkan adalah Badan Usaha yang memiliki status Badan Hukum, maka tentu lebih tepat jika menggunakan istilah Korporat. Meski demikian, tidak salah juga jika kita memilih untuk tetap menggunakan istilah perusahaan. Sebagai suatu Badan Usaha, maka Korporat menjalankan aktifitas usaha baik secara internal Korporat maupun berhubungan dengan pihak-pihak eksternal.
Corporate pada dasarnya adalah suatu bentuk usaha kerjasama untuk menghasilkan suatu produk. Dengan demikian manajemen corporate diartikan sebagai proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan bentuk usaha kerjasama dengan segala aspeknya agar tujuan tercapai secara efektif dan efisien.

b.   Lembaga Pendidikan Islam
Lembaga
Secara etimologi, lembaga adalah sesuatu  acuan, sesuatu  yang memberi bentuk pada yang lain, badan atau organisasi yang bertujuan mengadakan suatu penelitian keilmuan atau melakukan sesuatu usaha. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa lembaga mengandung dua arti, yaitu :
1.    Pengertian secara fisik, materil, konkrit
2.    Pengertian secara non fisik, non-materil dan abstrak

Dalam bahasa Inggris, lembaga disebut institute (dalam pengertian fisik), yaitu sarana atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu, dan lembaga dalam pengertian non-fisik atau abstrak disebut institution, yaitu suatu sistem norma untuk memenuhi kebutuhan. Lembaga dalam pengertian fisik disebut juga dengan bangunan, dan lembaga dalam pengertian nonfisik disebut dengan pranata.
Ada dua unsur yang kontradiktif dalam pengertian lembaga, pertama pengertian fisik materi, konkrit, dan kedua pengertian secara nonfisik, nonmaterial dan abstrak. Terdapat dua versi pengertian lembaga dapat dimengerti karena lembaga ditinjau dari beberapa orang yang menggerakkannya, dan ditinjau dari aspek nonfisik lembaga merupakan suatu sistem yang berperan membantu mencapai tujuan.
Suatu lembaga adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir yang mewujudkan nilai-nilai dan tata cara umum tertentu dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat tertentu. Lembaga termasuk diantara norma norma masyarakat yang paling resmi dan bersifat memaksa. Kalau kebiasaan dan tata kelakuan disekitar suatu kegiatan yang penting menjadi terorganisir ke dalam sistem keyakinan dan perilaku yang sangat formal dan mengikat, maka suatu lembaga telah berkembang. Oleh karena itu suatu lembaga mencakup :
1.    Seperangkat perilaku yang telah distandarisasi dengan baik
2.    Serangkaian tata kelakuan, sikap, nilai- nilai yang mendukung dan
3.    Sebentuk tradisi, ritual, upacara dan perlengkapan-perlengkapan lainnya.

Pendidikan
Ada berbagai definisi mengenai pendidikan menurut para ahli, antara lain:
a)   Driyarkara (1980)
Pendidikan adalah memanusiakan manusia.
b)   Dictionary of education
Pendidikan adalah :
1)   Proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup,
2)   proses sosial yang terjadi pada seseorang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum. Dengan kata lain pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang sifatnya permanen (tetap) dalam tingkah laku, pikiran, dan sikapnya.
c)  Crow and Crow (1960)
“Modern educational theory and practice not only are aimed at preparation for future living but also are operative in determining the patern of present, day by day attitude and behaviour.”
Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami individu dalam perkembangannya menuju ke tingkat kedewasaannya.
Dari berbagai definisi pendidikan menurut para ahli tersebut, dapat diidentifikasi beberapa ciri pendidikan, antara lain yaitu :
Ø Pendidikan mengandung tujuan, yaitu kemampuan untuk berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidup.
Ø Untuk mencapai tujuan itu, pendidikan melakukan usaha yang terencana dalam memilih isi (materi), strategi, dan teknik penilaiannya yang yang sesuai.
Ø Kegiatan pendidikan dilakukan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat (formal dan non formal).
Selain itu, dari berbagai definisi pendidikan menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik  secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dari pengertian masing-masing kata tersebut dapat diketahui definisi Organisasi / Lembaga Pendidikan adalah koordinasi  secara rasional sejumlah orang dalam membentuk institusi pendidikan. Tujuannya antara lain adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, memperkya khanazah ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.Demikian komleksnya organisasi tersebut, maka dalam memberikan layanan pendidikan kepada siswa khususnya dan masyarakat pada umumnya organisasi perlu dikelola dengan baik. Oleh sebab itu lembaga pendidikan perlu menyadari adanya pergeseran dinamika internal (perkembangan dan perubahan peran) dan tuntutan eksternal yang semakin berkembang.

Lembaga Pendidikan Islam

Secara terminologi menurut Hasan Langgulung lembaga pendidikan adalah suatu sistem peraturan yang bersifat mujarrad, suatu konsepsi yang tediri dari kode-kode, norma-norma, ideologi-ideologi dan sebagainya, baik yang tertulis atau tidak, termasuk perlengkapan material dan organisasi simbolik : kelompok manusia yang terdiri dari individu-individu yang dibentuk dengan sengaja atau tidak, untuk mencapai tujuan tertentu dan tempat-tempat kelompok itu melaksanakan peaturan-peraturan tersebut adalah masjid, sekolah, kuttab dan sebagainya.
Adapun lembaga pendidikan Islam secara terminologi dapat diartikan suatu wadah atau tempat  berlangsungnya proses pendidikan Islam. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan itu mengandung pengertian konkrit berupa sarana dan prasarana dan juga pengertian tertentu, serta penanggung jawab pendidikan itu sendiri.

Berdasarkan uraian diatas, lembaga pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai badan usaha yang bergerak dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik. Adapun lembaga pendidikan Islam dapat diartikan dengan suatu wadah atau tempat berlangsungya proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses pembudayaan.

2.    Konsep Manajemen Corporate dalam lembaga pendidikan Islam

Corporate pada dasarnya adalah suatu bentuk usaha kerja sama. Korporasi produksi pendidikan terdiri atas penyelenggara, peserta dan pengguna hasil pendidikan dengan peran yang berbeda, seperti berikut ini :
a.    Penyelenggara pendidikan yaitu satuan pendidikan yanag didirikan  oleh pemerintah atau masyarakat swasta, didukung oleh pimpinan (seperti rector, dekan, ketua, direktur dan kepala sekolah), pendidik (guru dan dosen) dan tenaga pendukung administrasi.
b.    Peserta didik yang bekerjasama secara langsung dengan pendidik dalam melaksanakan transformasi ilmu pengetahuan yang dikaji sehigga menjadi sebuah kompetensi yang harus dimiliki peserta didik.
c.    Pengguna kompetensi hasil pendidikan yaitu orang tua dan keluarga peserta didik, masyarakat, dunia kerja, bangsa dan Negara.

Lembaga pendidikan Islam sebagai sebuah corporate adalah suatu organisasi produksi yang menghasilkan jasa pendidikan yang dibeli oleh para konsumen. Konsumen utama dilembaga pendidikan Islam adalah siswa atau mahasiswa atau stakeholders. Agar produksi lembaga pendidikan Islam tidak ditinggalkan oleh  konsumen, maka keberadaan lembaga pendidikan Islam tidak perlu alergi dengan mengadopsi konsep-konep bidang bisnis, dalam hal ini adalah korporasi produksi. Konsep yang dianut dalam korporasi yaitu melaksanakan pada efisiensi, kreativitas dan meningkatkan produktivitas serta menjaga kualitas. Maka tugas lembaga pendidikan Islam adalah bagaimana supaya mayarakat tertarik dengan program yang ditawarkan dan bagaimana lembaga pendidikan Islam menunjukkan bahwa lembaganya merupakan lembaga yang bermutu.
Karakteristik yang dikembangkan dalam sistem pengelolaan sekolah adalah model pribadi yang selalu bertindak dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan, hidup proaktif, selalu berpandangan positif dalam memanfaatkan sumber daya dan penuh dengan kreativitas.
Untuk mengembangkan karakter seperti itu, maka diperlukan para pemimpin pendidikan dan guru-guru yang selalu menyempurnakan karakternya dalam membaharui sekolah untuk menghasilkan produk lulusan yang mutunya selalu terbaukan.
Untuk menghasilkan produk lulusan yang bermutu, maka diperlukan guru-guru yang kreatif dalam melakukan adopsi dan adaptasi. Semangat berkompetisi merupakan bagian yang tidak terelakan. Juga mengembangkan sikap organisasi yang toleran terhadap ide-ide baru. Proses ini menghendaki adanya dialog yang tiada henti dan berdedikasi untuk mengubah ide-ide besar ke dalam tindakan yang praktis yang dapat menunjang tumbuhnya prilaku yang didekatkan pada kriteria ideal sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

3. Implementasi Manajemen Corporate Dalam LembagaPendidikan Islam
Kepekaan melihat kondisi globalyang bergulir dan peluang masa depan menjadi  modal untuk mengadakan perubahan paradigm dalam manajemen pendidikan. Modal ini akan dapat menjadi pijakan yang kuat untuk mengembangkan pendidikan. Pada titik inilah diperlukan berbagai komitmen untuk perbaikan kualitas. Ketika melihat peluang dan peluang itu dijadikan modal, Kemudian modal menjadi pijakan untuk mengembangkan pendidikan yang disertai koitmen yang tinggi, maka secara otomatis aka terjadi sebuah efek domino (positif) dalam pengelolaan organisasi, strategi, SDM, pendidikan dan pengajaran, biaya serta marketing pendidikan.
Untuk menuju poin education change (perubahan pendidikan) secara menyeluruh, maka manajemen pendidikan merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan, sehingga menghasilkan output yang diinginkan. Walaupun masih terdapat institusi pendidikan yang belum memiliki manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya. Manajemen yang digunakan masih konvensional, sehingga kurang bisa menjawab tantangan zaman dan terkesan tertinggal dari modernitas. Jika manajemen pendidikan sudah tertata dengan baik dan membumi, niscaya tidak akan lagi terdengar tentang pelayanan sekolah yang bruk, minimnya profesionalisme tenaga pengajar, sarana prasarana tidak memadai, pengutan liar, hingga kaekerasan dalam pendidikan.
Manajemen dalam sebuah organisasi  pada dasarnya dimaksudkan  sebagai suatu proses (aktivitas) penentu dan pencapaian tujuan oarganisasi melalui pelaksanaan empat fungsi dasar : planning, organizing, actuating dan controlling dalam penggunaan sumberdaya organisasi. Karena itulah aplikasi manajemen organisasi hakikatnya adalah amal perbuatan SDM organisasi yang bersangkutan.
Dalam dinamika masyarakat, organisasi beradaptasi pada tuntutan perubahan melalui  perencanaan. Menurut Johnson (1973) bahwa : “The planning process can be considered as the  vehicle for accomplishment of system change”. Tanpa perencanaan system tersebut tidak dapat berubah dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan ketentuan ketentuan lingkungan berbeda. Dalam system terbuka, perubahan dalam system terjadi apabila kekuatan lingkungan menghendaki atau menuntut bahwa suatu keseimbangan baru perlu diciptakan dalam organisasi tergantung pada rasionalitas pembuat keputusan.
Dalam konteks lembaga pendidikan, untuk menyusun kegiatan lembaga pendidikan, diperlukan data yang banyak  dan valid, pertimbangan dan pemikiaran oleh sejumlah orang yang berkaitan dengan hal yang direncanakan. Oleh karena itu kegiatan perencanaan sebaiknya melibatkan setiap unsur lembaga pendidikan tersebut dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Menurut Rusyan (1992) ada beberapa hal  yang penting dilaksanakan terus menerus dalam manajemen pendidikan sebagai implementasi perencanaan, diantaranya :
a.    Merinci tujuan dan menerangkan kepada setiap pegawai/personil lembaga pendidikan
b.    Menerangkan atau menjelaskan mengapa unit organisasi diadakan
c.    Menentukan tugas dan fungsi, men gadakan pembagian dan pengelompokan tugas terhadap masing-masing personil
d.   Menetapkan kebijaksanaan umum, metode, prosedur dan petunjuk pelaksanaan lainnya
e.    Mempersiapkan uraian jabatan dan merumuskan rencana/skala pengkajian
f.     Memilih para staf (pelaksana), administrator dan melakukanpengawasan
g.    Merumuskan jadwal pelaksanaan, pembakuan hasil kerja (kinerja), pola pengisian staf dan formulir laporan pengajuan
h.    Menentukan keperluan tenaga kerja, biaya material dan tempat
i.      Menyiapkan anggaran dan mengamankan dana
j.      Menghemat ruangan dan alat-alat perlengkapan.

D. PENUTUP

1. Kesimpulan
Apabila kita melihat lembaga pendidikan dari kacamata sebuah corporate, maka lembaga pendidikan ini adalah suatu organisasi produksi yang menghasilkan jasa pendidikan yang dibeli oleh para konsumen, sehingga kita sebagai produsen harus mampu memasarkan produksinya.
Dalam dunia pendidikan, tidak hanya sebuah mutu yang kita janjikan, tetapi bagaimana pendidikan itu  efisien dan kreatif meningkatkan produktivitas yang bisa mengetahui keinginan dan diterima konsumen.

2. Kata Penutup  

Demikianlah makalah yang kami buat, semoga ada manfaatnya bagi kami terutama, dan umumnya kepada semua. Masukan dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan tulisan ini.


















DAFTAR PUSTAKA

Alma Buchari dan Ratih Hurriyati, 2013. Manajemen Corporate dan Strategi pemasaran Jasa Pendidikan Fokus pada Mutu dan Layanan Prima,

Agustino, Leo. 2006. Dasar-dasar Kebijakan Publik, Bandung, Alfabeta.

Arif, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Press, Jakarta.

Arif, arifuddin. 2008. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kultura.

Afandi, Bisri. 1999. Syekh Ahmad Surkati : Pembaharu dan Pemurni Islam di Indonesia, Jakarta, Pustaka Al Kautsar.

Hikmat, 2011. Manajemen Pendidikan, Bandung, Pustaka Setia.

Makdisi, George. 1992. Typologi of Institutions Of learning, ( An Analogy Studies), Issa J Boulatta, Montreal : McGill Indonesia IAIN Development Projet.

Mutohar Masrokan Prim, 2013. Manajemen Mutu Sekolah, Jogjakarta, Arruzz media.

Ramyulis, 2008. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kalam Mulia

Syukur Fatah, 2013. Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah, Semarang, PT Pustaka Rizki Putra.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar