MANAJEMEN
CORPORATE
DALAM
LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
Mata
Kuliah : Manajemen Strategi & Mutu Pendidikan Islam
Dosen :
Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag
Oleh :
Hj. Sudarti MPI-13152
M. Zamroni MPI-13153
PROGRAM PASCASARJANA
PRODI MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI
KUDUS
TAHUN 2014
MANAJEMEN CORPORATE
DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
A. PENDAHULUAN
Lembaga
pendidikan adalah suatu lembaga yang bertujuan mengembangkan potensi manusiawi
yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai
manuasia, baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat. Kegiatan
untuk mengembangkan potensi itu harus dilakukan secara berencana, terarah dan
sistematik guna mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan di atas
diperlukan suatu manajemen organisasi lembaga pendidikan. Keberhasilan suatu
lembaga pendidikan dapat ditentukan berdasarkan suatu kriteria-kriteria
tertentu diantaranya adanya manajemen yang baik.
Di era
globalisasi, lembaga pendidikan terutama lembaga pendidikan Islam harus dapat
mencetak “leader-leader” yang tangguh dan berkualitas. “Leader–leader” pada
masa yang akan datang harus dapat mengubah pola pikir untuk menyelesaikan
sesuatu dengan kekuatan manusia (manpower) menjadi pola pikir kekuatan otak
(mindpower). Konsep pendidikan yang bernafaskan Islam juga harus dapat
menghasilkan out put lembaga pendidikan yang dapat menciptakan “corporate
culture”, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan norma–norma yang berlaku sesuai
ajaran agama dan pada gilirannya tumbuh kreativitas dan inisiatif, sehingga
munculah peluang baru (new opportunity).
Out put pendidikan
dimasa datang juga diharapkan dapat memandang manusia bukan sebagai pekerja
tetapi sebagai mitra kerja dengan keunggulan yang berbeda. Dengan demikian,
seorang leader yang keluar dari persaingan global, harus dapat
memandang manusia sebagai manusia, bukan pekerja.
B. RUMUSAN
MASALAH
Dalam penulisan makalah ini, penulis memberi
batasan pada tiga rumusan, yaitu :
1.
Pengertian
Manajemen Corporate dalam Lembaga Pendidikan Islam
2.
Konsep
Manajemen Corporate dalam lembaga pendidikan Islam
3.
Implementasi
Manajemen Corporate Dalam LembagaPendidikan Islam
C. PEMBAHASAN
1.
Pengertian Manajemen Corporate dalam Lembaga Pendidikan Islam
a.
Manajemen Corporate
Secara etimologi “Manajemen” berasal dari kata kerja “to manage”
yang berarti mengatur (Syukur, 2013:7). Ada juga yang berpendapat bahwa kata
manajemen berasal dari to manage yang sinonim dengan to hand, to
control dan to guide (mengurus, memeriksa dan memimpin). Untuk itu
manajemen dapat diartikan pengurusan, pengendalian, memimpin atau membimbing
(Effendy, 1986:9).
Sedangkan
secara terminologi, ada beberapa devinisi tentang manajemen yang dikemukakan
oleh para ahli, antara lain :
1)
Manajemen
adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu (Hasibuan, 1996:1)
2)
Management
is distric proses consisiting of planning organizing actuating and controlling
perfomed to determine an accomplish stated objectivis by the use of human being
and other resaurse (GR Terry).
“Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan
–tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran yag telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya”. (Mulyono,2010:16)
3)
Management
is getting things done through people. In bringingabout is coordinating of
group activity, the manager plans, organize staffs, direct and controlling the
activities other people. (Harold Koontz
dan Cryl O’Donnel). “Managemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu
melalui kegiatan orang lain. Dengan manajer mengadakan koordinasi atas jumlah
aktivitas orang lain yang meliuti perncanaan, pengorganisasian, penempatan,
pengarahan dan pengendalian”.
4)
Management
is generalrefers to planning, organizing, controlling staffing, leading,
motivasing, communicating and diseing making activities performed by any
organizzions in order to coordinate the variable resaurses of the anterprise so as to bring an
efficient creation of same product or
servise (Andrew F. Sikula). “Manajemen pada
umumnya dikaitkan dengan aktivitas –aktivitas perencanaan, pemgorganisasian,
pengendalian, penempatan pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk
mengorganisasikan berbagai sumber daya manusia dan sumberdaya lain yang
dimiliki oleh perusahaan sehingga akan menghasilkan atau jasa secra efisien”.
5)
Manajemen
sebagai seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkordinasian dan
pengontrolan terhadap sumber daya manusia dan alam untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. (The Liang Gie).
Untuk memahami istilah menejemen, pendekatan yang digunakan disini
adalah berdasarkan pengalaman manajer. Manajer sebagai suatu sistem yang setiap
komponennya merupakan suatu proses sedangkan manajer dikaitkan dengan aspek
organisasi (orang-struktur-tugas-teknologi) dan bagaimana mengaitkan aspek satu
dengan aspek yang lainnya, serta bagaimana mengaturnya sehingga tercapai tujuan
sistem. (Syukur, 2013:9)
Dengan demikian manajemen adalah :
o
Adanya suatu proses
o
Adanya tujuan yang hendak dicapai
o
Proses pelaksanaan pencapaian tujuan
o
Tujuan dicapai melalui orang lain.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa manajemen dapat
berjalan dengan baik apabila :
o
Mempunnyau tujuan yang ingin dicapai
o
Perpaduan antara ilmu dan seni
o
Proses yang sistematis , terkoordinasi koperatif
dan terintegrasi
o
Dapat diterapkan jika ada dua atau lebih
melakukan kerjasama dalam satu
organisasi
o
Didasarkan pada pembagian tugas dan tanggung
jawab
o
Terdiri dari beberapa fungsi
o
Merupakan alat untuk mencapai tujuan
Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan
seorang manajer/pimpinan yaitu perencanaan (planning), pengorganisasaian
(organizing), penataan staff (staffing), memimpin (leading),
memberi motivasi (motivassing), memberikan pengarahan (actuating),
memfasilitasi (facilitating), memberdayakan staf (empowering) dan
pengawasan (controlling).
Corporate secara
etimologi berasal dari kata to corporate artinya bekerjasama. Kata Corporate atau
di-Indonesiakan menjadi Korporat adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu organisasi bisnis yang memiliki status sebagai badan hukum
yang jelas. Sebagai badan hukum maka korporat adalah subyek hukum yang
menyandang hak dan kewajiban hukum sebagaimana diatur oleh peraturan
perundang-undangan mengenai Korporat. Di Indonesia, dikenal dengan UU NO
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dengan demikian istilah Korporat ini,
dari segi hukum memiliki pengertian yang sedikit berbeda dengan istilah
Company, atau Perusahaan. Istilah perusahaan memiliki pengertian yang lebih
luas mencakup tidak saja badan usaha dengan status badan hukum (yaitu,
Perseroan Terbatas dan Koperasi), tetapi juga badan usaha bukan badan hukum
(misalnya, CV, Firma, dan bentuk-bentuk persekutuan usaha lainnya).
Jadi, jika yang kita maksudkan adalah Badan Usaha yang
memiliki status Badan Hukum, maka tentu lebih tepat jika menggunakan istilah
Korporat. Meski demikian, tidak salah juga jika kita memilih untuk tetap
menggunakan istilah perusahaan. Sebagai suatu Badan Usaha, maka Korporat
menjalankan aktifitas usaha baik secara internal Korporat maupun berhubungan
dengan pihak-pihak eksternal.
Corporate pada dasarnya
adalah suatu bentuk usaha kerjasama untuk menghasilkan suatu produk. Dengan
demikian manajemen corporate diartikan sebagai proses merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan bentuk usaha kerjasama dengan
segala aspeknya agar tujuan tercapai secara efektif dan efisien.
b.
Lembaga Pendidikan Islam
Lembaga
Secara etimologi, lembaga adalah sesuatu acuan, sesuatu yang memberi bentuk pada yang lain, badan atau
organisasi yang bertujuan mengadakan suatu penelitian keilmuan atau melakukan
sesuatu usaha. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa lembaga mengandung dua
arti, yaitu :
1.
Pengertian
secara fisik, materil, konkrit
2.
Pengertian
secara non fisik, non-materil dan abstrak
Dalam bahasa Inggris, lembaga disebut institute (dalam
pengertian fisik), yaitu sarana atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu,
dan lembaga dalam pengertian non-fisik atau abstrak disebut institution, yaitu
suatu sistem norma untuk memenuhi kebutuhan. Lembaga dalam pengertian fisik
disebut juga dengan bangunan, dan lembaga dalam pengertian nonfisik disebut
dengan pranata.
Ada dua unsur yang kontradiktif dalam pengertian lembaga, pertama pengertian
fisik materi, konkrit, dan kedua pengertian secara nonfisik, nonmaterial dan
abstrak. Terdapat dua versi pengertian lembaga dapat dimengerti karena lembaga
ditinjau dari beberapa orang yang menggerakkannya, dan ditinjau dari aspek
nonfisik lembaga merupakan suatu sistem yang berperan membantu mencapai tujuan.
Suatu lembaga adalah sistem hubungan sosial
yang terorganisir yang mewujudkan nilai-nilai dan tata cara umum tertentu dan
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat tertentu. Lembaga termasuk diantara norma
norma masyarakat yang paling resmi dan bersifat memaksa. Kalau kebiasaan dan
tata kelakuan disekitar suatu kegiatan yang penting menjadi terorganisir ke
dalam sistem keyakinan dan perilaku yang sangat formal dan mengikat, maka suatu
lembaga telah berkembang. Oleh karena itu suatu lembaga mencakup :
1.
Seperangkat perilaku yang telah distandarisasi
dengan baik
2.
Serangkaian tata kelakuan, sikap, nilai- nilai
yang mendukung dan
3.
Sebentuk tradisi, ritual, upacara dan
perlengkapan-perlengkapan lainnya.
Pendidikan
Ada berbagai
definisi mengenai pendidikan menurut para ahli, antara lain:
a) Driyarkara
(1980)
Pendidikan adalah memanusiakan manusia.
b) Dictionary
of education
Pendidikan adalah :
1)
Proses seseorang mengembangkan kemampuan,
sikap, dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup,
2)
proses sosial yang terjadi pada seseorang yang
dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya
yang datang dari sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan
kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum. Dengan kata lain
pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan atas individu untuk menghasilkan
perubahan-perubahan yang sifatnya permanen (tetap) dalam tingkah laku, pikiran,
dan sikapnya.
c) Crow
and Crow (1960)
“Modern educational theory and practice not
only are aimed at preparation for future living but also are operative in
determining the patern of present, day by day attitude and behaviour.”
Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana
untuk persiapan hidup yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang
yang dialami individu dalam perkembangannya menuju ke tingkat kedewasaannya.
Dari berbagai definisi pendidikan menurut para
ahli tersebut, dapat diidentifikasi beberapa ciri pendidikan, antara lain yaitu
:
Ø Pendidikan
mengandung tujuan, yaitu kemampuan untuk berkembang sehingga bermanfaat untuk
kepentingan hidup.
Ø Untuk mencapai
tujuan itu, pendidikan melakukan usaha yang terencana dalam memilih isi
(materi), strategi, dan teknik penilaiannya yang yang sesuai.
Ø Kegiatan
pendidikan dilakukan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat (formal
dan non formal).
Selain itu, dari berbagai definisi pendidikan
menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
Dari
pengertian masing-masing kata tersebut dapat diketahui definisi Organisasi / Lembaga
Pendidikan adalah koordinasi secara rasional sejumlah orang
dalam membentuk institusi pendidikan. Tujuannya antara lain adalah menyiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik
dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, memperkya khanazah
ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan
nasional.Demikian komleksnya organisasi tersebut, maka dalam memberikan layanan
pendidikan kepada siswa khususnya dan masyarakat pada umumnya organisasi perlu
dikelola dengan baik. Oleh sebab itu lembaga pendidikan perlu menyadari adanya
pergeseran dinamika internal (perkembangan dan perubahan peran) dan tuntutan
eksternal yang semakin berkembang.
Lembaga Pendidikan Islam
Secara terminologi menurut Hasan Langgulung lembaga pendidikan adalah
suatu sistem peraturan yang bersifat mujarrad, suatu konsepsi yang tediri dari kode-kode,
norma-norma, ideologi-ideologi dan sebagainya, baik yang tertulis atau tidak,
termasuk perlengkapan material dan organisasi simbolik : kelompok manusia yang
terdiri dari individu-individu yang dibentuk dengan sengaja atau tidak, untuk
mencapai tujuan tertentu dan tempat-tempat kelompok itu melaksanakan peaturan-peraturan
tersebut adalah masjid, sekolah, kuttab dan sebagainya.
Adapun lembaga pendidikan Islam secara terminologi
dapat diartikan suatu wadah atau tempat
berlangsungnya proses pendidikan Islam. Dari definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa lembaga pendidikan itu mengandung pengertian konkrit berupa
sarana dan prasarana dan juga pengertian tertentu, serta penanggung jawab
pendidikan itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas, lembaga pendidikan secara umum dapat
diartikan sebagai badan usaha yang bergerak dan bertanggung jawab atas
terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik. Adapun lembaga pendidikan
Islam dapat diartikan dengan suatu wadah atau tempat berlangsungya proses
pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses pembudayaan.
2.
Konsep Manajemen Corporate dalam lembaga pendidikan Islam
Corporate pada dasarnya
adalah suatu bentuk usaha kerja sama. Korporasi produksi pendidikan terdiri
atas penyelenggara, peserta dan pengguna hasil pendidikan dengan peran yang
berbeda, seperti berikut ini :
a.
Penyelenggara
pendidikan yaitu satuan pendidikan yanag didirikan oleh pemerintah atau masyarakat swasta,
didukung oleh pimpinan (seperti rector, dekan, ketua, direktur dan kepala
sekolah), pendidik (guru dan dosen) dan tenaga pendukung administrasi.
b.
Peserta
didik yang bekerjasama secara langsung dengan pendidik dalam melaksanakan
transformasi ilmu pengetahuan yang dikaji sehigga menjadi sebuah kompetensi
yang harus dimiliki peserta didik.
c.
Pengguna
kompetensi hasil pendidikan yaitu orang tua dan keluarga peserta didik,
masyarakat, dunia kerja, bangsa dan Negara.
Lembaga pendidikan Islam sebagai sebuah corporate adalah suatu
organisasi produksi yang menghasilkan jasa pendidikan yang dibeli oleh para
konsumen. Konsumen utama dilembaga pendidikan Islam adalah siswa atau mahasiswa
atau stakeholders. Agar produksi lembaga pendidikan Islam tidak ditinggalkan
oleh konsumen, maka keberadaan lembaga
pendidikan Islam tidak perlu alergi dengan mengadopsi konsep-konep bidang
bisnis, dalam hal ini adalah korporasi produksi. Konsep yang dianut dalam
korporasi yaitu melaksanakan pada efisiensi, kreativitas dan meningkatkan
produktivitas serta menjaga kualitas. Maka tugas lembaga pendidikan Islam
adalah bagaimana supaya mayarakat tertarik dengan program yang ditawarkan dan
bagaimana lembaga pendidikan Islam menunjukkan bahwa lembaganya merupakan
lembaga yang bermutu.
Karakteristik
yang dikembangkan dalam sistem pengelolaan sekolah adalah model pribadi yang
selalu bertindak dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan, hidup proaktif,
selalu berpandangan positif dalam memanfaatkan sumber daya dan penuh dengan
kreativitas.
Untuk
mengembangkan karakter seperti itu, maka diperlukan para pemimpin pendidikan
dan guru-guru yang selalu menyempurnakan karakternya dalam membaharui sekolah
untuk menghasilkan produk lulusan yang mutunya selalu terbaukan.
Untuk
menghasilkan produk lulusan yang bermutu, maka diperlukan guru-guru yang
kreatif dalam melakukan adopsi dan adaptasi. Semangat berkompetisi merupakan
bagian yang tidak terelakan. Juga mengembangkan sikap organisasi yang toleran
terhadap ide-ide baru. Proses ini menghendaki adanya dialog yang tiada henti
dan berdedikasi untuk mengubah ide-ide besar ke dalam tindakan yang praktis
yang dapat menunjang tumbuhnya prilaku yang didekatkan pada kriteria ideal
sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
3. Implementasi Manajemen Corporate Dalam LembagaPendidikan Islam
Kepekaan
melihat kondisi globalyang bergulir dan peluang masa depan menjadi modal untuk mengadakan perubahan paradigm
dalam manajemen pendidikan. Modal ini akan dapat menjadi pijakan yang kuat untuk
mengembangkan pendidikan. Pada titik inilah diperlukan berbagai komitmen untuk
perbaikan kualitas. Ketika melihat peluang dan peluang itu dijadikan modal,
Kemudian modal menjadi pijakan untuk mengembangkan pendidikan yang disertai
koitmen yang tinggi, maka secara otomatis aka terjadi sebuah efek domino
(positif) dalam pengelolaan organisasi, strategi, SDM, pendidikan dan
pengajaran, biaya serta marketing pendidikan.
Untuk
menuju poin education change (perubahan pendidikan) secara menyeluruh, maka
manajemen pendidikan merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan
pendidikan, sehingga menghasilkan output yang diinginkan. Walaupun masih
terdapat institusi pendidikan yang belum memiliki manajemen yang bagus dalam
pengelolaan pendidikannya. Manajemen yang digunakan masih konvensional,
sehingga kurang bisa menjawab tantangan zaman dan terkesan tertinggal dari
modernitas. Jika manajemen pendidikan sudah tertata dengan baik dan membumi,
niscaya tidak akan lagi terdengar tentang pelayanan sekolah yang bruk, minimnya
profesionalisme tenaga pengajar, sarana prasarana tidak memadai, pengutan liar,
hingga kaekerasan dalam pendidikan.
Manajemen
dalam sebuah organisasi pada dasarnya
dimaksudkan sebagai suatu proses
(aktivitas) penentu dan pencapaian tujuan oarganisasi melalui pelaksanaan empat
fungsi dasar : planning, organizing, actuating dan controlling dalam
penggunaan sumberdaya organisasi. Karena itulah aplikasi manajemen organisasi
hakikatnya adalah amal perbuatan SDM organisasi yang bersangkutan.
Dalam
dinamika masyarakat, organisasi beradaptasi pada tuntutan perubahan
melalui perencanaan. Menurut Johnson
(1973) bahwa : “The planning process can be considered as the vehicle for accomplishment of system change”.
Tanpa perencanaan system tersebut tidak dapat berubah dan tidak dapat
menyesuaikan diri dengan ketentuan ketentuan lingkungan berbeda. Dalam system
terbuka, perubahan dalam system terjadi apabila kekuatan lingkungan menghendaki
atau menuntut bahwa suatu keseimbangan baru perlu diciptakan dalam organisasi
tergantung pada rasionalitas pembuat keputusan.
Dalam
konteks lembaga pendidikan, untuk menyusun kegiatan lembaga pendidikan,
diperlukan data yang banyak dan valid,
pertimbangan dan pemikiaran oleh sejumlah orang yang berkaitan dengan hal yang direncanakan.
Oleh karena itu kegiatan perencanaan sebaiknya melibatkan setiap unsur lembaga
pendidikan tersebut dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Menurut Rusyan
(1992) ada beberapa hal yang penting
dilaksanakan terus menerus dalam manajemen pendidikan sebagai implementasi
perencanaan, diantaranya :
a.
Merinci
tujuan dan menerangkan kepada setiap pegawai/personil lembaga pendidikan
b.
Menerangkan
atau menjelaskan mengapa unit organisasi diadakan
c.
Menentukan
tugas dan fungsi, men gadakan pembagian dan pengelompokan tugas terhadap
masing-masing personil
d.
Menetapkan
kebijaksanaan umum, metode, prosedur dan petunjuk pelaksanaan lainnya
e.
Mempersiapkan
uraian jabatan dan merumuskan rencana/skala pengkajian
f.
Memilih
para staf (pelaksana), administrator dan melakukanpengawasan
g.
Merumuskan
jadwal pelaksanaan, pembakuan hasil kerja (kinerja), pola pengisian staf dan
formulir laporan pengajuan
h.
Menentukan
keperluan tenaga kerja, biaya material dan tempat
i.
Menyiapkan
anggaran dan mengamankan dana
j.
Menghemat
ruangan dan alat-alat perlengkapan.
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Apabila kita melihat lembaga pendidikan dari
kacamata sebuah corporate, maka lembaga pendidikan ini adalah suatu
organisasi produksi yang menghasilkan jasa pendidikan yang dibeli oleh para
konsumen, sehingga kita sebagai produsen harus mampu memasarkan produksinya.
Dalam dunia pendidikan, tidak hanya sebuah
mutu yang kita janjikan, tetapi bagaimana pendidikan itu efisien dan kreatif meningkatkan produktivitas
yang bisa mengetahui keinginan dan diterima konsumen.
2. Kata Penutup
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga ada manfaatnya
bagi kami terutama, dan umumnya kepada semua. Masukan dan saran sangat kami
harapkan demi perbaikan tulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alma Buchari dan
Ratih Hurriyati, 2013. Manajemen Corporate dan Strategi pemasaran Jasa
Pendidikan Fokus pada Mutu dan Layanan Prima,
Agustino, Leo.
2006. Dasar-dasar Kebijakan Publik, Bandung, Alfabeta.
Arif, Armai.
2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Press,
Jakarta.
Arif,
arifuddin. 2008. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kultura.
Afandi, Bisri.
1999. Syekh Ahmad Surkati : Pembaharu dan Pemurni Islam di Indonesia,
Jakarta, Pustaka Al Kautsar.
Hikmat, 2011. Manajemen
Pendidikan, Bandung, Pustaka Setia.
Makdisi,
George. 1992. Typologi of Institutions Of learning, ( An Analogy Studies),
Issa J Boulatta, Montreal : McGill Indonesia IAIN Development Projet.
Mutohar Masrokan
Prim, 2013. Manajemen Mutu Sekolah, Jogjakarta, Arruzz media.
Ramyulis, 2008.
Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kalam Mulia
Syukur Fatah,
2013. Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah, Semarang, PT Pustaka
Rizki Putra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar